Senin, 04 Februari 2013

Bersama Dublikat Sang Merah Putih

....aku punya kisah bersama dua peti ini. dua peti ini adalah penyimpan dublikat sang merah putih kota yogyakarta, yang kanan dublikat 1 yang kiri dublikat 2 yang saat ini masih dikibarkan. dublikat 1 sudah tidak dikibarkan sejak tahun 2004 karena memang bendera tersebut sudah tidak layak kibar, dan hanya menyertai pengibara dublikat 2 saat upacara HUT proklamasi RI disetiap tahunya di kota yogyakarta. bendera dublikat sang saka ini hanya dikibarkan setahun satu kali. kain bendera dublikat bendera ini terbuat dari sutra alam, kelebihan bendera dublikat ini adalah antara warna merah dan warna putih tidak ada jahitan penyambungnya karena menjadi satu kesatuan. beruntungnya saya sebagai warna negara Indonesia bisa kenal dekat dgn bendera dublikat sang saka merah putih tersebut. dan betapa bangganya saya ketika tahun 2009 saya diutus untuk bisa mengibarkan bendera tersebut pada pringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI, dan inilah kisah ku....


 ...pagi jam 6.30 tanggal 17 agustus tahun 2009 dikomplek Balaikota, tepatnya ruang utama atas balaikotapun diadakan pembacaan surat tugas untuk Pasukan pengibar bendera pusaka. stelah berbulan-bulan kami dilatih akhirnya tiba saatnya penugasan untuk kami. dibacakan oleh kepala dinas pendidikan kota yogyakarta akhirnya namakupun disebut ditugaskan untuk menjadi pengerek bendera tugas pagi, bersama rendi dewantara (tengah), yohanes rendara kurniawan (pembentang) bergabung dipasukan nusa, dan teman kami pun renaldhi zulfahmi (pembentang), faza fauza bastarianto (tengah), dan andri hendrianto (pengerek) pun ditugaskan untuk menurunkan disore harinya bergabung dipasukan bangsa.
(kanan faza,saya, antok, rendy, johan, dan fahmi kiri)
senang, deg-degan, grogi, yahh....pokoknya campuraduk ketika mau tugas GoodDay bgt dah. dan alhamdulillahnya kita ber 6 diberi kelancara mengibarkan dan menurunkan bendera dublikat tersebut dgn lancar. ada sedikit pengalaman lucu pada saat aku bertugas, ketika ibuku menghadiri tugasku tersebut ibuk sempet tidak menengenal wajah ku kata ibu "lah mukaknya item-item, gundul-gundul, mukaknya semua sama e le, apa lagi yang cewek" tapi ibu menyadari keberadaanku ketika aku memberi aba-aba didepan tiang bendera, ibu baru tau bahwa aku bertugas mengibarkan bendera. waktu menyadari keberadaanku sebagai pengibar kata ibu, ibu merinding terus teringat bapak dalam hati ibu berpikir "coba bapak ada disini le pasti bangga." ketika ibu bercerita seperti itu jadi terharu aku.



bener-bener pengalaman sekali seumur hidup yang tidak pernah terlupakan... pokok e maha dahsyat!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar