Selasa, 25 Februari 2014

Mengenang Sejarah Berdirinya TONTI BARA

Sekelumit Sejarah TONTI BARA di SMK Negeri 3 Yogyakarta.
Baris-berbaris di SMK 3 Yogyakarta pada waktu itu adalah estrakulikuler yang ada tapi hanya sekedar nama Ekstrakulikuler saja (1997) jadi ada ekstrakulikulernya tapi hanya ada beberapa anggotanya/aktifisnya. Ajang pencarian bakat baris berbaris biasanya dilakukan pada waktu MOS (Masa Orientasi Siswa). Tahun 1998 SMK 3 Yogyakarta mengirimkan 3 wakilnya (2 putra dan 1 putri) utk mengikuti seleksi PASKIBRAKA KOTA YOGYAKARTA. Terpilih dari perwakilan SMK 3 Yogyakarta :
  1. KAK SIHONO (bertugas dipasukan 8)
  2. KAK AGUS SUMARTONO ( bertugas dipasukan 17)
Semangat latihan dan tugas sebagai PASUKAN PENGIBAR BENDERA PUSAKA KOTA YOGYAKARTA TAHUN 1998 dibawa ke SMK 3 Yogyakarta, oleh kak Sihono dan kak Agus. Mengawali dengan hanya baris ber6 orang, menyusuri lorong-lorong sekolah, kak agus, kak sihono, dan kawan-kawan membulatkan tekat untuk mengaktifkan ekstrakulikuler baris-berbaris di SMK N 3 Yogyakarta. Muncul istilah TONTI BARA JALA KRIDA JAYA adalah gagasan kak SIHONO. Lain dari yang lain memang, karena di sekolah lain dikenal dengan Tonti (pleton inti) atau Pasti (Pasukan inti). Dengan berbagai upaya dan usaha untuk mengumpulkan personil anggota yang pada masa itu tidak mudah, buakan menjadi halangan kak SIHONO, kak Agus dan kawan-kawan pantang menyerah untuk mewujudkan impian bersama mengaktifkan ekstrakulikuler ini. Berbagai macam carapun dilakukanya, dan akhirnya terkumpulah personil sejumlah satu pleton (30 orang, dan 1 komadan). TONTI BARA I mengikuti LBB pertama di LBB Menwa JANABADRA UGM. Dan dimalam sebelum lomba tersebutlah TONTI BARA I dilantik tepatnya pada tanggal 21 November 1998.
TONTI BARApun telah terbentuk dan ekstrakulikuler ini bertugas menyelenggarakan Upacara Bendera pekanan dan Hari-hari besar  Nasional, dan bukan hanya dalam hal baris-berbaris saja ekstrakulikuler ini bertugas namun membantu pihak sekolah dalam hal keamanan dan ketertiban (Patroli Keamanan Sekolah) juga menjadi tugas pokok pada waktu itu.



Mungkin itulah sekelumit sejarah awal mula berdirinya TONTI BARA disekolah kita, semoga dapat dijadikan sedikit pengetahuan sebagai keluarga TONTI BARA..
Sekarang kami titipkan TONTI BARA kepada kalian adik-adikku, Majukanlah, Kembangkanlah dan Jaga selalu untuk membanggakan almamater kita tercinta SMK N 3 Yogyakarta...


Salam untuk kakak...
Pak Triyanto (perpustakaan)
Kak Aji (PASKIBRAKA sblm kami)
Mas Apriliyanto
Drs. Sunarto Alm. (Pembina OSIS - yg mendukung penuh TONTI BARA)
Drs. Suharto Purwanto (kep.sek - pendukung penuh TONTI BARA)
Mas Agung Sulistyo
Drs. Kusworo Alm. (pendanaan OSIS- yg turunkan duit buat beli seragam pertama TTB JKJ)
Kak wahono
Kak wirayatno

   Salam kami...
   TONTIBARA I & II *Kak SIHONO*

Dan seiring dengan berjalanya waktu TONTI BARApun berkembang dipundak-pundak generasi penerusnya, dari mulai pembuatan seragam coklatnya sebagai seragam ke2, sampai juara diajang lomba baris-berbaris ditingkat kota maupun DIY. Mengawali juara pada LBB Menwa UST pada tahun 2008 memicu semangat generasi penerus untuk lebih mengembangkan lagi TONTI BARA tercinta, dan akhirnya pada tahun 2008 pulalah seragam baru sebagai seragam ketiga berwarna putih dirintis, yang dipandegani Kak Slamet Sugeng Riyanto BARA'IX Kak dan Anugrahesa Tegar J. A BARA'VII beserta kawan-kawan. Dan disitulah dirintis logo TONTI BARA :

Senin, 24 Februari 2014

Sang Penerus

Masih mengenai PASKIBRAKA ini kawan, tidak setiap tahun perwakilan dari sekolah ku tercinta bisa lolos menjadi paskibraka walau hanya ditingkat Kota Yogyakarta. Karena memang proses seleksi menjadi Paskiraka itu tidak mudah, harus melalui beberapa tes, dari mulai tes administrasi, tes baris, wawancara , dan postur tubuh. Terhitung sejak tahun 1998 perwakilan dari SMK 3 Yogyakarta bisa dihitung jari. Ditahun 1998 lolos 2 orang kak Sihono dan kak Agus Sumartono ,  2002 Kak Muhammad Pasca Widiatmaka , 2006 Kak Wahyu Budi Utomo , 2009 Saya dan Rendy Dewantara , 2011 Risang Tri Prastyo Biantara , 2012 Muhammad Rois dan Arsyadi Ahmad , 2013 Ricky Viniawan dan Rifki Hendrawan , dan ditahun 2014 ini masih tanda tanya? Rasa bangga pasti ada bisa menjadi penerus kakak-kakak sebelumnya ya.. walaupun masih hanya ditingkat Kota Yogyakarta, dan belum bisa lolos ketingkat Propinsi maupun Nasional. Ibarat lolos seleksi kota saja sudah alhamdulillah, tapi harapan kedepan harus ada yang bisa lolos ditingkat Propinsi maupun Nasional. Bekal-bekal untuk menjalani seleksi selalu diberikan oleh kakak-kakak, dari mulai cara berbaris, strategi wawancara, strategi saat tes postur tubuh, pokonya sudah semua diberikan, usahapun sudah maksial kiata jalani tapi yang namanya peruntungan bejo bejan juga ikud berpengaruh jadi tidak tiap tahun perwakilan yang ikut seleksi bisa lolos. Yang jelas semua yang telah kita jalani diproses seleksi memiliki kesan yang sangat berarti dikehidupan kita..
Kita Bangga Kakak bisa menjadi penerusmu....
*Bersama kak Muhammad Pasca Widiatmaka tahun 2012
 * Rendy Dewantara foto bersama keluarga
* Rendy Dewantara  tugas 2009
*Bersama Risang Tri Prastyo Biantara tugas 2011
*Bersama Risang Tri Prastyo Biantara beber TONTI BARA 2012
*Bersama Muhammad Rois dan Arsyadi Ahmad tugas 2012
*Bersama Muhammad Rois dan Arsyadi Ahmad tugas 2012
ramah tamah Sri Sultan HB X di Kepatihan 2012.
*bersama Ricky Viniawan dan Rifki Hendrawan tugas tahun 2013
*bersama Ricky Viniawan dan Rifki Hendrawan tugas tahun 2013


*kami SMK N 3 Yogyakarta
difoto-foto ini belum tercantum foto Kak Sihono, Kak Agus sumartono , dan Kak Budi utomo karena saya tidak punya dokumentasinya, ma'af kakak.... dan difoto-foto diatas pula tampak jelas perkembangan badan saya yang dulu kerempeng sekarang menjadi melar seperti ini , hahahaa....

Rabu, 20 Februari 2013

MBOLANG 10 februarai 2013 @nglanggeran GK

.....setelah sekian lama kita tidak kumpul-kumpul akhirnya kita mutusin bwt kumpul minggu 10 feb'13. tapi sayang sekali galih tidak bisa karena ada keperluan keluarga yg memang tidak bisa ditinggalkan, awalnya aku si tidak tau klo ternyata gobix ngajak kumpul itu karena dia mau pergi ke kalimantan bwt praktik kerja lapangan jadi ceritanya pengen kumpul dulu sebelum pergi merantau. yahh...seperti biasa klo lama gag kumpul itu setelah kumpul ceritanya banyakk bgt gag abis-abis dah..
awalnya kita maen dulu dirumah ku...kisaran jam dua kita meluncur ke GK critanya si mau ke gunung api purba nglanggeran. satu jam berangkat dari rumah akhirnya sampai juga ,
setibanya disana agak kaget si karena baru pertama, awalnya asik-asik aja berangkat dari rumah aku pikir disana gag pakai jalan-jalan kaki, bahhh ternyata naik kepuncak itu jalan kaki butuh waktu 1,5 jam mending klo jalannya lurus dan enak, lha ternyata naik-naik batu pakai tali, nylempit-nyelempit  batu, bahh bisa dibilang hikinglah...
nih kayak gini nih..
baru naik bentar aja kringat sudah mengucur deras.. mana sendal ku gag cocok buat naik gunung pula..berasa salah kostum. akhirnya aku lepas sendal dah, lha eman-eman kenang-kenangan seko bali je. seper4 perjalanan ternyata ada pelakat penunjuk jalan dan ada himbauan lucu "gag punya pacar tetep sayang lingkungan dong." reflek aja terus foto disitu lha aku bgt ew..hahah.

ini baru mau kepos 1 aja udah mengkis-mengkis napas ew..apa lagi sampai pos 3 nya...beeuuhh..
sebener ew pos satu bentar lagi tapi istirahat bentar juga oke lhoo..

istirahat cukup akhirnya mulai lg dah perjalanan ke pos 1 ini baru pos 1 lho... keringat yang tak keluarin mungin sudah satu liter kali yak.. terlintas dipikiran ku iso kuru iki aku pulang-pulang entar. dan karena tanpa persiapan juga kita gag bawa bekal minum dari bawah...mati dah .. haus gila hasilnya.
tag berapa lama setelah kita melanjutkan perjalanan akhirnya sampai juga kita dipos 1. pemandangan dari pos 1 aja dilihat bgs banget lho, terus kepikiran "apa lagi klo dipos 3...
setelah istirahat sejenak di pos 1 tiba-bisa gobix opyak sendal...bingung dah kita nyari,  sampai-sampai ibu-ibu sama keluarganya yang ada di pos 1 jg ketawa-tawa liad kita opyak sendal..isin jane. sejenak berpikir kemana sendal itu ehh...tiba-tiba imam inget klo tadi waktu istirahat gobix ninggal sendal dijalan...yahhh payahh turun lagi dah akhirnya si gobik, aku si wegah nemenin turun wal hasil ni-ni kayak gini.. tag liatin aja dari atas.

setelah gobix naik lagi kita lanjutin lagi dah perjalanan dengan penuh semangat tujuanya 1.cari kringat karena lama gag olah raga (ben kuru) 2.mesti pemandangan diatas mesti lebih bagus...
setelah beberapa saat naik ternyata jalanya becek,licin mana tanahnya merah pula, pleset-pleset dah hasil ew. akhirnya kita nemu persimpangan diatas kata imam yg pernah ke nglanggeran dulu kanan lewat trowongan jepang kiri jalan biasa, aku minta kiri awal ew lha habis ew imam crita klo trowongan ew ekstrim klo kita kepleset bisa jatuh nylempit diantara bebatuan besar, tapi gobix malah ngajak lewat situ...apa boleh buat ngikut dah aku lha imam yo ngiyoi waew. sesampainya dimulut trowongan kita harus naik tangga dulu setelah naik tangga beehhh.... beneran dah..ekstrim trek ew...dengan susah payah akhirnya kita samapai ditempat sakral, katanya itu tempat sering bwt orang semedi. tapi memang agak gimana tempatnya.. kayak gini nih...walupun mrinding tapi sempet-sempetin dulu dah fotonya.

setelah itu kita lanjutin lagi dah perjalanan,, menuju puncak.
tak berapa lama akhirnya kita samapai puncak woyyyy......wuh seneng bgt rasane..

pemandangan ew elok bgt dah..bisa liad jogja dari puncak. dan hal yang gag boleh dilupain poto gini dah itu wajib hukumnya..

terus lalaupun gag ada yang fotoin dan hanya pakai timer kita foto-foto bareng dah..

terus akhirnya kita disusul rombongan lain dari anak-anak mahasiswa UST yang habis pulang dari kondangan, makanya mereka juga salah kostum mosok naik gunung yang cewek pada paki dress..aneh makane. akirnya minta tolong difotoin dah sama mereka. sumpah rasanya puas bgt samapai atas, beruntungnya lagi kita bisa liad pelangi dari atas tambah takjub aja dengan ciptaan Allah....SWT.
rencana awal kita mau cari sunset tapi wal hasil malah kita dikejar mendung diatas.
setelah beberapa saat diatas pengenya berlama-lama terus tapi mendung itu yang membuat kami keburu-buru turun takut hujan inget kalo treknya sulit gitu. capek belum hilang akhirnya kita mutusin buat turun ternyata turun lebih cepet daripada naiknya, apalagi kita milih jalur turun yang enak,,ehh ditengah perjalanan hujan mengguyur dah berteduh di bawah bebatuan besar akhirnya, setelah agak reda kita lanjut turunn...dan akhirnya kita sampai dibawah kembali. mampir sholat dan akhirnya beli minum beuuhhh lega kali rasanyo setelah tag minun sama sekali waktu perjalanan naik dan turun setelah itu akhirnya kita cus dah ke jogja lagi. #sebenernya ada cerita lucu dari anak-anak mahasiswa UST yang tadi,,,heheeeee.....taulah entah hilang atau gimana.....
kita tinggal aja mereka..........
karena perut keroncongan akhirnya kita mampir beli makan dijalan, mundak semaput sebelum sampai rumah. pokonya terimakasih untuk gobix, imam, dan galih(walau gag ikud)...trimakasih sekali untuk kalian....KALIAN LUAR BIASAAAAAAAAA......(ala aril)
trimakasih untuk hari ini!!!!!!!!




Senin, 04 Februari 2013

kami BERSAHABATAN....

sahabat kota jogja dan sleman...
berwal dari SMP N 3 GODEAN, kami teman karib dari anggota tonti maupu OSIS di SMP.
aku jagyang saputra, galih ambar sudarmana, gobix ramdhan fathoni, imam arifin inilah persahabatan kami. setelah lulus kita pun sekolah dibeda sekolah SMK N 3YK, SMA 1 GODEAN, MAN YK 1. dan kita pun menjadi anggota pleton inti dimasing2 sekolah.
walapun ada satu sahabat kita yang tidak ikut TONTI, dia bersekolah di SMA BOPKRI 1 YK Galih Ambar namanya.tapi galih sudah berprestasi di SMP teman kita yang satu ini, ikut JAMBORE NASIONAL 2006.
sekedar iseng saat kami kumpul, kami bersepakat untuk ikut seleksi PASKIBRAKA ditahun 2009 , padahal posisi kami sudah kelas XI semua. tapi sayang galih teman kami tidak bisa ikut, mungkin bukan jalanya. usut punya usut tadinya kita berharap masuk ke tingkat PROPINSI DIY agar kita bisa bertemu dan tugas bersama,,tapi takdir mengatakan lain kita hanya bisa bertugas ditingkat DATI II saja.
aku bertugas dikota yogyakarta bersama gobix karena kami pelajar kota yk, imam di sleman karena imam pelajar kab. sleman..
di Kab. Sleman imam ditugaskan sebagai pengibar pagi sebagai pengerek sama persis dengan penugasanku dikota yogyakarta, klo gobix ditugaskan dipasukan 17. awalnya gobix adalah salah satu kandidat pengibar juga, tapi tereliminasi...(halah bosone).
kurang puas rasanya tidak bisa bertugas bersama, tapi bagaimanapun kita sudah senang bisa menjadi PASKIBRAKA, walaupun kita tidak bisa mewujudkan mimpi kita bersama untuk tugas bareng bertiga. tapi perjuangan menjadi PASKIBRAKA yang sangat panjang yang membuat kita mempunyai kebanggaan tersendiri. yang jelas dimanapun kita bertugas kita tetap satu PASIBRAKA 2009.

 akhir cerita, walupun hanya sebentar dan bukan pada saat bertugas ,akhirnya kita dipertemukan dijamuan kenegaraan gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuono X.
yahh...walaupun tanpa galih.
disitu akhirnya kita bertemu meluapkan kegembiraan karena impian kita telah terwujud bersama...walaupun tidak bertugas bersama.
yeeahh...akhirnya bisa juga kita mengibarkan dublikat Sang Saka Merah putihh..
bangga rasanya walapun tag lebih dari 15menit kita tugas.
pengalaman sekali seumur hidup yg tak pernah akan terlupakan.
PASKIBRAKA 2009 ...JAYAAAA.........!!!!!!!!!!

#sukses selalu brooo.....untuk kita semua.
 
( kiri aku, tengah imam arifin, kanan gobix ramdhan fathoni)

Bersama Dublikat Sang Merah Putih

....aku punya kisah bersama dua peti ini. dua peti ini adalah penyimpan dublikat sang merah putih kota yogyakarta, yang kanan dublikat 1 yang kiri dublikat 2 yang saat ini masih dikibarkan. dublikat 1 sudah tidak dikibarkan sejak tahun 2004 karena memang bendera tersebut sudah tidak layak kibar, dan hanya menyertai pengibara dublikat 2 saat upacara HUT proklamasi RI disetiap tahunya di kota yogyakarta. bendera dublikat sang saka ini hanya dikibarkan setahun satu kali. kain bendera dublikat bendera ini terbuat dari sutra alam, kelebihan bendera dublikat ini adalah antara warna merah dan warna putih tidak ada jahitan penyambungnya karena menjadi satu kesatuan. beruntungnya saya sebagai warna negara Indonesia bisa kenal dekat dgn bendera dublikat sang saka merah putih tersebut. dan betapa bangganya saya ketika tahun 2009 saya diutus untuk bisa mengibarkan bendera tersebut pada pringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI, dan inilah kisah ku....


 ...pagi jam 6.30 tanggal 17 agustus tahun 2009 dikomplek Balaikota, tepatnya ruang utama atas balaikotapun diadakan pembacaan surat tugas untuk Pasukan pengibar bendera pusaka. stelah berbulan-bulan kami dilatih akhirnya tiba saatnya penugasan untuk kami. dibacakan oleh kepala dinas pendidikan kota yogyakarta akhirnya namakupun disebut ditugaskan untuk menjadi pengerek bendera tugas pagi, bersama rendi dewantara (tengah), yohanes rendara kurniawan (pembentang) bergabung dipasukan nusa, dan teman kami pun renaldhi zulfahmi (pembentang), faza fauza bastarianto (tengah), dan andri hendrianto (pengerek) pun ditugaskan untuk menurunkan disore harinya bergabung dipasukan bangsa.
(kanan faza,saya, antok, rendy, johan, dan fahmi kiri)
senang, deg-degan, grogi, yahh....pokoknya campuraduk ketika mau tugas GoodDay bgt dah. dan alhamdulillahnya kita ber 6 diberi kelancara mengibarkan dan menurunkan bendera dublikat tersebut dgn lancar. ada sedikit pengalaman lucu pada saat aku bertugas, ketika ibuku menghadiri tugasku tersebut ibuk sempet tidak menengenal wajah ku kata ibu "lah mukaknya item-item, gundul-gundul, mukaknya semua sama e le, apa lagi yang cewek" tapi ibu menyadari keberadaanku ketika aku memberi aba-aba didepan tiang bendera, ibu baru tau bahwa aku bertugas mengibarkan bendera. waktu menyadari keberadaanku sebagai pengibar kata ibu, ibu merinding terus teringat bapak dalam hati ibu berpikir "coba bapak ada disini le pasti bangga." ketika ibu bercerita seperti itu jadi terharu aku.



bener-bener pengalaman sekali seumur hidup yang tidak pernah terlupakan... pokok e maha dahsyat!!

Jumat, 25 Januari 2013

Sekelumit Sejarah Sang Merah Putih

Banyak yang bertanya apa itu bendera pusaka dan apa bedanya dengan duplikat bendera pusaka, serta bagaimana kaitan sejarah antara keduanya...

Bendera pusaka adalah bendera yag dijahit tangan oleh Ibu Fatmawati Soekarno dan dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945, di Jalan Pegangsaan Timur 56, saat proklamasi kemerdekaan RI di Jakarta, oleh Latief Hendraningrat dan Suhud. Bendera pusaka berkibar siang dan malam di tengah hujan tembakan. Karena aksi teror Belanda semakin meningkat, presiden dan wakil presiden Republik Indonesia dengan menggunakan kereta api meninggalkan Jakarta menuju Yogyakarta. Bendera pusaka dibawa ke Yogyakarta dan dimasukkan dalam koper pribadi Soekarno, hingga ibukota Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta. Selanjutnya sejak tahun 1946 hingga 1949, bendera ini dikibarkan di Istana Gedung Agung Yogyakarta.
Tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan agresinya yang kedua di Yogyakarta. Pre­siden, wakil presiden dan beberapa pejabat tinggi Indonesia akhirnya ditawan Belanda. Namun, pada saat-saat genting dimana Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta dikepung oleh Belanda, Soe­karno sempat memanggil salah satu ajudannya, Mayor M. Husein Mutahar. Sang ajudan lalu ditugaskan untuk untuk menyelamatkan bendera pusaka. Penyelamatan bendera pusaka ini merupakan salah satu bagian “heroik” dari sejarah tetap berkibarnya Sang Merah putih di persada bumi Indonesia. Saat itu, Soe­karno berucap kepada Mutahar:
“Apa yang terjadi terhadap diriku, aku sendiri tidak tahu. Dengan ini aku memberikan tugas kepadamu pribadi. Dalam keadaan apapun juga, aku memerintahkan kepadamu untuk menjaga bendera kita dengan nyawamu. Ini tidak boleh jatuh ke tangan musuh. Di satu waktu, jika Tuhan mengizinkannya engkau mengembalikannya kepadaku sendiri dan tidak kepada siapa pun kecuali kepada orang yang menggantikanku sekiranya umurku pendek. Andaikata engkau gugur dalam menyelamatkan bendera ini, percayakanlah tugasmu kepada orang lain dan dia harus menyerahkannya ke tanganku sendiri sebagaimana engkau mengerjakannya.”
Sementara di sekeliling mereka bom berjatuhan dan tentara Belanda terus mengalir masu melalui setiap jalanan kota, Mutahar terdiam. Ia memejamkan mataya dan berdoa, Tanggungjawabnya terasa sungguh berat. Akhirnya, ia berhasil memecahkan kesulitan dengan mencabut benang jahitan yang menyatukan ke­dua bagian merah dan putih bendera itu.
Dengan bantuan Ibu Perna Dinata, ke­dua carik kain merah dan putih itu berha­sil dipisahkan. Oleh Mutahar, kain merah dan putih itu lalu diselipkan di dasar dua tas terpisah miliknya. Seluruh pakaian dan kelengkapan miliknya dijejalkan di atas kain merah dan putih itu. Ia hanya bisa pasrah, dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Yang ada dalam pemikiran Mutahar saat itu hanyalah satu: bagaimana agar pihak Belanda tidak mengenali bendera merah-putih itu sebagai bendera, tapi ha­nya kain biasa, sehingga tidak melaku-kan penyitaan. Di mata seluruh bangsa Indonesia, bendera itu adalah sebuah “prasasti” yang mesti diselamatkan dan tidak boleh hilang dari jejak sejarah.
Benar, tak lama kemudian Presiden Soekarno ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke Prapat (kota kecil di pinggir danau Toba) sebelum dipindahkan ke Muntok, Bangka, sedangkan wakil presi­den Mohammad Hatta langsung dibawa Bangka. Mutahar dan beberapa staf kepresidenan juga ditangkap dan diangkut dengan pesawat Dakota. Ternyata mere­ka dibawa ke Semarang dan ditahan di sana. Pada saat menjadi tahanan kota, Mutahar berhasil melarikan diri dengan naik kapal laut menuju Jakarta.
Di Jakarta Mutahar menginap di rumah Perdana Menteri Sutan Syahrir, yang sebelumnya tidak ikut mengungsi ke Yogyakarta. Beberapa hari kemudian, ia kost di Jalan Pegangsaan Timur 43, di rumah Bapak R. Said Soekanto Tjokrodiatmodjo (Kepala Kepolisian RI yang pertama).
Selama di Jakarta, Mutahar selalu mencari informasi dan cara bagaimana bisa segera menyerahkan bendera pusa­ka kepada presiden Soekarno. Pada suatu pagi sekitar pertengahan bulan Juni 1948, akhirnya ia menerima pemberitahuan dari Sudjono yang tinggal di Oranje Boulevard (sekarang Jalan Diponegoro) Jakarta. Pemberitahuan itu menyebutkan bahwa ada surat dari Presiden Soekarno yang ditujukan kepadanya.
Sore harinya, surat itu diambil Mutahar dan ternyata memang benar berasal dari Soekarno pribadi. Isinya sebuah perintah agar ia segera menyerahkan kembali bendera pusaka yang dibawanya dari Yogya kepada Sudjono, agar dapat diba­wa ke Bangka. Bung Karno sengaja tidak memerintahkan Mutahar sendiri datang ke Bang­ka dan menyerahkan bendera pusaka itu langsung kepadanya. Dengan cara yang taktis, ia menggunakan Soedjono sebagai perantara untuk menjaga kerahasiaan perjalanan bendera pusaka dari Jakarta ke Bangka.
Itu tak lain karena dalam pengasingan, Bung Karno hanya boleh dikunjungi olehanggota delegasi Republik Indonesia dalam perundingan dengan Belanda di bawah pengawasan UNCI (United Na­tions Committee for Indonesia). Dan Su­djono adalah salah satu anggota dele­gasi itu, sedangkan Mutahar bukan.
Setelah mengetahui tanggal keberangkatan Soedjono ke Bangka, Muta­har berupaya menyatukan kembali ke­dua helai kain merah dan putih dengan meminjam mesin jahit tangan milik seo-rang istri dokter yang ia sendiri lupa namanya. Bendera pusaka yang tadinya terpisah dijahitnya persis mengikuti lubang bekas jahitan tangan Ibu Fatmawati. Tetapi sayang, meski dilakukan dengan hati-hati, tak urung terjadi juga kesalahan jahit sekitar 2 cm dari ujungnya.

Dengan dibungkus kertas koran agar tidak mencurigakan, selanjutnya bende­ra pusaka diberikan Mutahar kepada Soedjono untuk diserahkan sendiri kepa­da Bung Karno. Hal ini sesuai dengan perjanjian Bung Karno dengan Mutahar sewaktu di Yogyakarta. Dengan diserahkannya bendera pusaka kepada orang yang diperintahkan Bung Karno maka selesailah tugas penyelamatan yang dilakukan Husein Mutahar. Sejak itu, sang ajudan tidak lagi menangani masalah pengibaran bendera pusaka.
Tanggal 6 Juli 1949, Presiden Soekar­no dan Wakil Presiden Mohammad Hatta kembali ke Yogyakarta dari Bangka de­ngan membawa serta bendera pusaka. Tanggal 17 Agustus 1949, bendera pu­saka dikibarkan lagi di halaman Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta.
Naskah pengakuan kedaulatan lndo­nesia ditandatangani 27 Desember 1949 dan sehari setelah itu Soekamo kembali ke Jakarta untuk memangku jabatan Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS). Setelah empat tahun ditinggalkan, Jakarta pun kembali menjadi ibukota Republik Indonesia. Hari itu juga, ben­dera pusaka dibawa kembali ke Jakarta.
Untuk pertama kalinya setelah Prok­lamasi bendera pusaka kembali dikibar­kan di Jakarta pada peringatan Detik-detik Proklamasi 17 Agustus 1950. Setelah itu bendera terus dikibarkan setiap tanggal 17 Agustus hingga berakhirnya masa pemerintahan Soekarno.

(mohon ma'af bila ada kesalahan)